Back to home page

al-Fatrah

17 Mac 2007 • 17 Komen Cetak Chenta!
Dalam hidup ini, pasti bermacam-macam perkara telah kita pelajari. Bermacam-macam buku sudah kita baca. Bermacam-macam ceramah sudah kita dengar. Ada sesetengahnya yang perlu kita ulangi mempelajarinya, membacanya dan mendengarnya semula.

Artikel yang ditulis oleh seorang sahabat saya ini, adalah salah satu daripada apa yang perlu kita selalu baca dan hayati. Bagi sesiapa yang telah mengikuti jatuh bangun blog ini sejak sekian lama, pasti pernah membacanya.

Walaupun sudah lama, tetapi isinya tetap masih saya ingat sampai sekarang. Semoga Allah membalas jasa kawan baik saya itu kerana menyebarkan sesuatu yang amat bermakna buat diri saya.

Kali terakhir saya membaca dan menghayati tulisan ini adalah kira-kira setahun lebih yang lepas, iaitu bersamaan pada tarikh saya membuat entri berkenaan. Kali ini, buat sekian kalinya, al-Fatrah memasuki diri saya semula. Dan saya perlu melakukan sesuatu supaya al-Fatrah ini cepat pergi:
al-Fatrah (feeling down) in our religion means different things. One is 'the period of intermission' experienced by the Prophet s.a.w. when the revelation of al-Qur'an was stopped for a while. It was distressing for him especially when the non-believers started making jokes about it. But he s.a.w. showed patient and Allah finally sent down surah ad-Dhuha to end the period, in which one of the verses calmed him down, by saying which means, 'Your Lord has not forsaken you, nor is He displeased with you,' and that caused great joy in the life of the Prophet s.a.w.

The second meaning of al-Fatrah refers to the group of people (Ahl al-fatrah) who lived in between the time of revelations, and also to people to whom revelation has not reached them.

Alhamdulillah, I have witnessed Sidi Abdul Aziz explained about the third meaning in at least two occasions. He said al-fatrah also denotes the interval between a strong state of iman and the weaker state of iman. And he said that student of knowledge will be acutely aware of its coming, and their hearts will feel the pain of not being able to do their maximum wird during it. He said also, a real student of knowledge will understand that a state of fatrah is natural for a human, and he will prepare for it by setting up his personal set of minimum wird, which he will persevere upon regardless of what, and maximum wird which he will strive upon once the state of fatrah passes away.

Imam al-Haddad commented in his Risalah al-Muawanah, 'Beware of leaving a wird for fear of not being able to persevere in it, for this is foolishness'. You should not do, in each period of time, whatever happens to suit your energy and free time; on the contrary, you should have a minimum that you perform, which you can add to whenever you feel energetic, but never fall below when you feel lazy.'

Among a quick cure for this state of fatrah is by staying near to a righteous man and love him as much as one can, because good company adds up to one's strength and encourages one to do more.

Seeking and longing for the companionship with good people with the intention to rejuvenate one's desire and drive for worship is not wrong, in fact a worthy deed that must be sought after, and those who says otherwise is a fool. Reflect upon this hadith which means:

Umar ibn al-Khattab related that the Messenger of Allah said: 'Among the servants of Allah are individuals who, though they are neither prophets nor martyrs, are envied by the prophets and martyrs for their rank with Allah on the Last Day.'

A man asked 'Umar, 'Who are they and what are their deeds that we may love them?'

He said, 'People who love each other by the ruh of Allah without being related by blood and without sharing wealth between them, by Allah, their faces have light, and they are on minbars of light without fear when others are afraid and without sadness when others are sad.'

Then he read from the Qur'an: 'Surely for the Awliya of Allah there is no fear upon them nor are they sad.' Ya Salam!

When feeling down (al-fatrah) , let's look at them, listen to the lovers and may the One loved by the lovers love us in return, and return us to our state of obedience, amin.

Sebenarnya, keadaan al-Fatrah ini sudah mula memasuki diri saya sejak beberapa lama, berbulan-bulan. Tetapi saya kuatkan juga hati untuk menghadapinya. Maka, saya perlu berbuat sesuatu. Jika pada hari ini saya masih tidak lagi mempelajari cara terbaik untuk berhadapan dengan al-Fatrah, maka saya bimbang al-Fatrah di masa akan datang akan lebih menyulitkan hidup saya.

Tidak berapa lama dahulu saya pernah cakap bahawa saya ingin mengundurkan diri dari dunia blog buat beberapa ketika. Waktu itu saya memang sudah pun berada dalam keadaan al-Fatrah. Tetapi saya rasa begitu sukar memandangkan saya suka menulis dan meluahkan pandangan. Akhirnya saya teruskan juga menulis dengan harapan al-Fatrah itu akan hilang perlahan-lahan jika saya menulis.

Oleh itu, setelah saya sedar bahawa cara ini tidak berkesan, dan apa yang berlaku pada hari ini adalah buktinya, maka saya berbuat keputusan untuk menekan punat 'Pause' pada blog hembusan ini. Saya mesti mencari jalan keluar kepada al-Fatrah ini. Insya-Allah, satu hari nanti saya akan meneruskan semula blog ini, yang sudah pun berusia hampir 30 bulan.

Hanya Allah yang tahu bilakah masanya untuk saya menyambung semula. Biarkan masa menjadi pembolehubah kepada ketetapan Allah itu. Menulis adalah hobi saya. Tetapi selagi al-Fatrah ini masih ada, saya rasa begitu sukar untuk menaip setiap kalimah-kalimah yang ingin saya luahkan.

Mungkin ini kerana kalimah-kalimah itu keluar dari hati yang lemah, hati yang banyak dosa kepada-Nya. Percayalah, jika al-Fatrah ini sudah pergi, saya akan meneruskan kembali menulis di blog ini. Saya hanya mahu setiap apa yang saya taipkan datang dari hati yang tenang dan mengingati Allah. Saya berhenti seketika bagi memberikan laluan terhadap semua sudut dan aspek kehidupan saya, setelah lebih dua dekad bernafas di atas muka bumi milik Allah ini. Saya yakin Allah mahu saya belajar sesesuatu yang sangat berharga dengan meng'down'kan saya sampai begini sekali. Insya-Allah, akan saya cari apakah benda yang berharga itu.

17 Komen Tambah Komen↴

We have our reasons and our own way to solve things. Hope that you will get and find what you're searching for brother :) May Allah protect all of us in what we're doing and going to do, insyAllah

Tanpa Nama

Allahumma yassirlana 'umurana ma'ar-rahati li qulubina wa abdanina wa s-salamati wa l-'afiyati fi d-dunyana wa dinina wa kun lana sohiban fi safarina wa khalifatan fi ahlina.

nnydd

A life of no complaint, insya-Allah.

Tanpa Nama

semoga berjaya selalu.

Assalamualaikum bro...

Janganlah down, ana pun sedey juga kalau enta down..

Maaf ya kalau ana tak pandai memberi kata semangat melalui tulisan hikmah.

Moga lagu ini bisa menghibur dukamu.

http://kaset79.blogspot.com

bro dhuat

Tanpa Nama

Setiap dari kita perjalanannya menuju Allah jesteru berbeza-beza

Selamat meneruskan jalan..

Tanpa Nama

will be waiting for your return. take your time to contemplate on the journey that you have walked so far.

:)

ubat hati.. ada 5 perkara ..

" Doa saya sentiasa untuk awak "

Tanpa Nama

insya allah khir ya tawel. robbuna ma'ak, aku pun ada rancangan mahu berehat dari menulis, mungkin dalam tempoh 2 - 3 tahun, tapi bukan atas sebab futur. selalu aja bila apa yang aku rancang nak buat kau mulakan dulu.

ok jangan lupa doakan aku juga, moga fatrah itu akan berlalu dan kau boleh mula menulis kembali.

Tanpa Nama

salam...

ayuh renungkan...

"Ya Allah, pandanglah daku dgn pandangan rahmatMu, agar dapat menyembuhkan segala jua penyakit dalam hatiku..."

>>petikan qasidah Ya Allah Binazroh oleh Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad
http://alhawi.net/ya_saiyidi_ya_rasulullah3.htm

"Orang yang soleh itu senang dengan musibah ataupun penderitaan yang dihadapinya, sebagaimana orang-orang yang condong pada duniawi sangat senang dengan segala macam kemewahan hidup".
Al-Habib Ahmad bin Abdurrahman As-Seggaf
>>http://alawiyyin.bravepages.com/index.htm

Allah ma'ak, ya akhi Tawel.

As-salamu 'alaikum,

ambo tak reti sangat nak berkomen, harap akhiena Tawel akan terus menulis kerana Allah.

Allah ma`ak.

You Are Never Alone
by Zain Bhikha

Sometimes when the world's not on your side
You don't know where to run to
You don't know where to hide
You gaze at the stars in the sky
At the mountains so high
Through the tears in your eyes
Looking for a reason to replace what is gone
Just remember, remember
That you are never alone

You are never alone
Just reach into your heart and Allah is always there
You are never alone
Through sorrow and through grief
Through happiness and peace
You will never be alone

So now, as you long for your past
Prepare for you future
But knowing nothing's gonna last
You see, this life is but a road
A straight and narrow path
To our final abode
So travel well O Muslim
and Paradise will be your home
and always remember that you are never alone

p/s:selamat maju jaya

~Hamba Allah~

Tanpa Nama

bro tawel...
sabar ye dik dalam menempuh perjalanan...
semoga senantiasa maju jaya :)

kali k-4 kaki dtg bertandang kat cni, lompat2 blog, jejak2 hikmah, tenangkn hati lapangkan dada dgn syabab2 muslim spt korang sumer.kalo perjuangan kita nan satu ni bermula dgn langkh pertama; maka langkah itu tlh pun kita( ana , nahnu?) tapakkan. langkah seterusnya; jgn teragak2 lagi sahabat...
moga terus istiqamah,
salam,

Tanpa Nama

Rekaan blog ini unik dan menarik.

...moga Allah permudahkan urusan dunia akhirat. Namun jgnlah putus asa utk menulis... kuatkan semangat, insyAllah niat baik pasti diberkatiNya.

LI

Tanpa Nama

http://kaset79.blogspot.com/2008/05/pejuang-sejati-kembali-beraksi.html

Moga ia relevan walau entry anda ini lebih setahun juga usianya :)

dhuat- saya yang mempunyai minat yang seakan-akan sama dengan anda.

Kembara
Naruto
Light Saber
R2d2(saya agak saja)
Indiana Jones(saya agak juga)

Haaha nanti ada rezeki kita bertemu, barulah tahu apa minat kita yang serupa :)

Ada komen atau soalan?

Setiap komen insya-Allah dibaca kesemuanya. Dibalas jika perlu. Dibuang jika tak berkaitan. Sekian adanya.